welcome to bukuharian-ulin.blogspot.com

Penyebab Seseorang Kufur Nikmat

penyebab kufur nikmat

Hakikat manusia yang tidak mungkin mensyukuri nikmat Allah secara keseluruhan bukanlah merupakan suatu hal yang tercela. Tetapi, yang tercela adalah mereka yang senantiasa mendapatkan kenikmatan dari Allah setiap saat, bahkan dalam berbagai keadaan, namun senantiasa mengingkari nikmat itu dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak mencerminkan rasa syukur atas nikmat yang ia peroleh. Ada sebab-sebab tertentu yang membuat seseorang kufur nikmat, diantaranya adalah :

Lalai dari nikmat
Syukur terhadap nikmat adalah sikap yang terbangun diatas pengetahuan seseorang terhadap nikmat Allah. Jika dia mengetahui dan mengakui nikmat Allah, dia akan mensyukurinya. Sebaliknya, jika dia lalai dari nikmat Allah, maka pastilah dia akan mengingkarinya. Seseorang menjadi lalai dari nikmat Allah karena ia terus-menerus berada dalam kenikmatan tersebut, ia tidak pernah merasakan kehilangan nikmanya. Sebagian salaf berkata, “Kenikmatan dari Allah Kepada hamba-Nya adalah sesuatu yang tidak diketahui (dirasakan). Jika nikmat itu hilang, barulah dirasakannya”. Oleh karena itu, Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk senantiasa mengingat-ingat nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dalam firman-Nya, Allah berkata :
Dan ingatlah nikmat Allah atasmu dan apa yang Dia turunkan kepadamu berupa al-Kitab dan al-Hikmah yang Dia Menasihatimu dengannya”.(QS. Al-Baqarah : 231)

Kebodohan terhadap hakikat nikmat
Terkadang, walaupun seseorang berada dalam kenikmatan, akan tetapi karena dia tidak mengetahui hakikat nikmat, maka dia tidak menganggap kanikmatan itu sebagai kenikmatan. Jika kenikmatan sudah dianggap bukan sebagai kenikamatan, bisa dipastikan dia tidak akan mensyukurinya.
Ada orang yang mendapat banyak nikmat, namun ketika dia tahu orang lain juga mendapat nikmat, maka ia menganggap bahwa kenikmatan yang ia dapatkan bukanlah merupakan suatu kenikmatan. Dia menganggap kenikmatan adalah sesuatu yang khusus hanya untuk dia. Maka ini adalah hal yang salah. Ini merupakan kebodohan terhadap hakikat nikmat.

Silau dengan yang diatasnya
Mensyukuri nikmat, sebanding dengan penggunaan seseorang terhadap nikmat tersebut. Jika ia semakinn mengagungkan suatu kenikmatan, maka dia akan semakin bisa mensyukuri nikmat tersebut. Sebaliknya, semakin dia menyepelekan suatu nikmat, maka dia semakin tidak bisa mensyukuri nikmat tersebut.

Maka ketika seseorang senantiasa melihat orang yang berada diatasnya yaitu orang yang mendapat kenikmatan lebih banyak dari yang ia dapatkan, niscaya ia akan terus meremehkan kenikmatan yang ada pada dirinya. Akibatnya, ia pun terhalang untuk mensyukuri nikmat Allah.

Melupakan masa lalu
Diantara kita semua, ada yang pernah mengalami masa-masa penuh penderitaan pada masa lampau. Ada yang tertimpa penyakit parah, kemiskinan, ataupun penderitaan-penderitaan lainnya. Kemudian setelah Allah membebaskan kita semua dari berbagai musibah itu, kita enggan untuk membandingkan antara keadaan yang sedang ia alami dengan keadaan yang kita lewati di waktu sulit. Padahal dengan melihat keadaan di waktu sulit, itu akan mendorong kita untuk lebih mensyukuri keadaan kita saat ini.

Keadaan semacam ini, sungguh menyerupai sifat orang-orang musyrik pada zaman dahulu. Ketika mereka berada dalam masa-masa sulit yang sangat, mereka mengikhlaskan permohonan hanya kepada Allah. Namun ketika Allah menyelamatkan mereka dari keadaan sulit itu, mereka pun melupakan keadaan sulit itu, dan mereka kembali berbuat syirik.


Itulah hal hal yang menyebabkan seseorang menjadi kufur nikmat. Semoga kita semua terhindar dari hal-hal munkar tersebut. Aamiin.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nouva Ulin Nuha - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger